A. Definisi Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses
penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada
pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang
dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang
dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan
menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi
nonverbal.
Definisi Menurut para ahli
·
Raymond Ross
Komunikasi adalah proses menyortir,
memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar
membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan
oleh komunikator.
·
Carl I. Hovland
Komunikasi adalah suatu proses yang
memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan menggunakan
lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.
·
Bernard Barelson & Garry A.
Steiner
Komunikasi adalah proses transmisi
informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan
simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb.
·
Colin Cherry
Komunikasi adalah proses dimana
pihak-pihak saling menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama
dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus
rangsangan dan pembangkitan balasannya.
·
William J. Seller
William J.Seller mengatakan bahwa
komunikasi adalah proses dimana simbol verbal dan nonverbal dikirimkan,
diterima dan diberi arti.
A. Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator
menyampaikan pesan kepada
komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan
dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi, banyak melalui perkembangan.
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antarmanusia dan
ada penyampaian pesan untuk
mewujudkan motif komunikasi.
Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
2.
Penyandian.
3.
Pengiriman. Perjalanan.
4.
Penerimaan.
5.
Penyandian balik.
Penginterprestasian
Hal yang diinterpretasikan adalah
motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator.
Artinya,proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budikomunikator berhasil
menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih
abstrak). Proses penerjemahan
motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.
Tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat
abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke
dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal
budi manusiaberfungsi
sebagai encorder, alat penyandi: merubah pesan abstrak menjadi
konkret.
Proses ini terjadi
ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambangkomunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter,
alat pengirim pesan.
Tahapan ini
terjadi antara komunikator dan komunikan,
sejak pesan dikirim
hingga pesanditerima
oleh komunikan.
Penerimaan
Tahapan ini
ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniahkomunikan.
Tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak
lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi
sebagai receiver hingga akal budinya berhasil
menguraikannya (decoding).
Tahap ini terjadi pada komunikan,
sejak lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam bentuk pesan.
Proses komunikasi dapat dilihat pada skema di bawah ini:
Proses komunikasi dapat dilihat dari beberapa perspektif :
1.
Perspektif psikologis.
2.
Perspektif mekanis.
Perspektif Psikologis
Perspektif ini merupakan tahapan komunikator pada proses encoding, kemudian
hasil encoding ditransmisikan kepada komunikan
sehingga terjadi komunikasi interpersonal.
Perspektif Mekanis
Perspektif ini merupakan tahapan
disaat komunikator
mentransfer pesan dengan
bahasaverbal/non verbal.
Komunikasi ini dibedakan :
1.
Proses komunikasi primer.
2.
Proses komunikasi sekunder.
3.
Proses komunikasi linier.
4.
Proses komunikasi sirkular.
Proses Komunikasi Primer
Proses komunikasi primer adalah penyampaian pikiran
oleh komunikator
kepada komunikan
menggunakan lambang sebagai media.
Proses Komunikasi Sekunder
Proses Komunikasi Linier
Penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan sebagai
titik terminal.
Proses Komunikasi Sirkular
Terjadinya feedback atau umpan balik dari komunikan ke komunikator.
B. Hambatan Komunikasi
Berikut ini
adalah hambatan – hambatan dalam Komunikasi :
1. Hambatan
dari Proses Komunikasi
Hambatan
dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi
dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi
emosional.
·
Hambatan
dalam penyandian/simbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa
yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol
yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang
dipergunakan terlalu sulit.
·
Hambatan
media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya
gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan
pesan.
·
Hambatan
dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
·
Hambatan
dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima
/mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari
informasi lebih lanjut.
·
Hambatan
dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya
akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan
sebagainya.
2. Hambatan
Fisik
Hambatan
fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi,
dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan
sebagainya.
3. Hambatan
Semantik.
Kata-kata
yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang
berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.
4. Hambatan
Psikologis
Hambatan
psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan
nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
C. Definisi Komunikasi Interpesonal
Efektif
Komunikasi interpersonal
dapat dikatakan efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana
dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah pembuatan
secara suka rela oleh penerima pesan, dapat meningkatkan kualitas hubungan
antarpribadi, dan tidak ada hambatan untuk hal itu Hardjana (2003) dalam
Suranto (2011).
Berdasarkan definisi
tersebut, dapat dikatakan bahwa komunikasi interpersonal dikatakan efektif
apabila memenuhi tiga persyaratan utama, yaitu pesan yang dapat diterima dan
dipahami oleh komunikan sebagaimana dimaksud oleh komunikator, ditindak-lanjuti
dengan perbuatan secara sukarela, dan meningkatkan kualitas hubungan antar
pribadi.
1. Pengertian yang sama terhadap makna pesan
Salah satu indikator
yang dapat digunakan sebagai ukuran komunikasi dikatakan efektif, adalah
apabila makna pesan yang dikirim oleh komunikator sama dengan makna pesan yang
diterima oleh komunikan.
Pada tataran empiris,
seringkali terjadi mis komunikasi yang disebabkan oleh karena komunikan
memahami makna pesan tidak sesuai dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
2. Melaksanakan pesan secara suka rela
Indikator komunikasi
interpersonal yang efektif berikutnya adalah bahwa komunikan menindak
lanjuti pesan tersebut dengan perbuatan dan dilakukan secara suka rela, tidak
karena dipaksa. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam proses komunikasi
interpersonal, komunikator dan komunikan memiliki peluang untuk memperoleh
keuntungan. Komunikasi interpersonal yang baik dan berlangsung dalam kedudukan
yang setara (tidak superior-inferior) sangat diperlukan agar kedua belah pihak
menceritakan dan mengungkapkan isi pikirannya secara suka rela, jujur, tanpa
merasa takut. Komunikasi interpersonal yang efektif mampu mempengaruhi emosi
pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi itu kedalam suasana yang nyaman,
harmonis, dan bukan sebagai suasana yang tertekan. Dengan demikian seberapa
baik seseorang melakukan komunikasi dan interaksi antarpersona dengan orang
lain, dapat dilihat dari bagaian dia mampu mencapai tujuan komunikasi secara
sehat dan adil, bagaimana ia memberdayakan orang lain, dan bagaimana ia mampu
menjaga perasaan dan harga diri orang lain.
3. Meningkatkan kualitas hubungan antarpribadi
Efektivitas dalam
komunikasi interpersonal akan mendorong terjadinya hubungan yang positif
terhadap rekan, keluarga, dan kolega. Hal ini disebabkan pihak-pihak yang
saling berkomunikasi merasakan memperoleh manfaat dari komunikasi itu, sehingga
merasa perlu untuk memelihara hubungan antarpribadi. Seringkali orang tidak
menyadari pentingnya masalah interaksi antarmanusia, karena sebagian orang
beranggapan bahwa yang terpenting adalah modal kekuasaan dan modal material.
Kalau dua modal itu berada ditangan, dikiranya segala urusan menjadi lancar dan
berpihak kepadanya.
Padahal kecakapan dalam
komunikasi interpersonal merupakan aset yang penting dalam hubungan
bermasyarakat. Banyak orang yang menjadi sukses karena mereka memiliki hubungan
yang sangat baik dengan orang lain. Mereka menanamkan identitas yang positif
kepada orang lain sehingga mereka memiliki image yang baik
dimata masyarakat. Dengan demikian, mereka memiliki kesempatan lebih untuk
mendapatkan kepercayaan dari orang lain dibandingkan dengan mereka yang tidak
memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik.
D. Komunikasi Interpersonal Efektif mencakup
Componental & Situational
Perbedaan keberhasilan
komunikasi, ditentukan oleh faktor-faktor yang diklasifikasikan ke dalam dua
kategori, yaitu yang berpusat pada personal (person-centered prespective) dan yang berpusat pada situasi (situation – centered perspektive).
Faktor yang berpusat pada personal, misalnya kecakapan berkomunikasi yang
dimiliki oleh seseorang, sedangkan yang berpusat pada situasi misalnya
karakteristik sosial budaya masyarakat sekitar.
1. Faktor Personal
Faktor personal timbul
dari dalam diri individu. Bahwa dalam menanggapi proses komunikasi
antarpribadi, akan dipengaruhi berbagai keadaan yang ada pada diri
individu. Secara garis besar faktor personal dibedakan ke dalam dua
kategori, yaitu faktor biologis dan psikologis.
a) Faktor Biologis
Manusia adalah makhluk
biologis yang tidak berbeda dengan hewan. Ada beberapa penelitian yang
menunjukkan pengaruh motif biologis terhadap perilaku biologis antarmanusia.
Tahun 1950 keys dan rekan-rekannya menyelediki pengaruh rasa lapar. Selama 6
bulan, 32 subjek bersedia menjalani eksperimen setengah lapar. Selama
eksperimen, terjadi perubahan kepribadian yang dramatis. Mereka menjadi mudah
tersinggung, sukar bergaul, dan tidak dapat konsentrasi. Pada akhir minggu
ke-25, makanan mendominasi pikiran, percakapan, dan mimpi. Laki-laki lebih
senang membayanngkan cokelat daripada wanita cantik. Penelitian ini membuktikan
bahwa faktor biologis berupa rasa lapar yang dirasakan oleh individu akan
berpengaruh terhadap kepribadianya. Artinya dalam proses komunikasi
interpersonal, suatu simbol atau pesan akan dipersepsi berbeda oleh orang yang
secara personal dalam keadaan lapar dan tidak lapar.
Dilihat dari variabel
jenis kelamin yang dihubungkan dengan kegemaran atau hobi, juga menunjukkan
adanya perbedaan karakterik biologis antara pria dan wanita. Pada umumnya
wanita menyukai makanan sejenis rujak, acara televisi yang disukai adalah
sinetron keluarga dll. Sedangkan Pada umumnya pria menyukai makanan sate
kambing, acara televisi yang disukai adalah siaran sepak bola atau tinju, rela
menghabiskan waktu dengan memancing dan sebagainya. Perbedaan
kesenangan ini, dapat dipergunakan sebagai rujukan dalam merangsang komunikasi
interpersonal.
Berdasarkan uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi biologis yang memadai seperti
kesehatan yang baik, konsentrasi yang bagus, dan sebagainya akan mempengaruhi
keberhasilan komunikasi. Penerapan konsep ini, apabila kita ingin berkomunikasi
dengan mengusung tujuan yang penting, maka sebaiknya mempertimbangkan kondisi
biologis baik pada diri kita maupun pihak yang akan kita ajak berkomunikasi.
2) Faktor Psikologis
Manusia adalah makhluk
yang mempunyai daya psikologis seperti pengetahuan, kehendak, sikap, dan
sebagainya. Kita dapat mengklarifikasikan ke dalam tiga komponen, yaitu
komponen kognitif, afektif, dan konatif. Komponen kognitif adalah aspek
intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. Ketika
terlibat dalam proses komunikasi interpersonal, maka komponen kognitif ini
memiliki peranan yang penting dalam memaknai pesan dan simbol.Artnya, maka
simbol itu selalu terkait dengan apa yang diketahuinya. Contoh: orang
Yogjakarta ketika melihat bendera warna putih, memaknai sebagai pertanda bahwa
ada orang yang meninggal. Permaknan itu menunjuk adanya pengetahuan yang
dimilikinya. Masyarakat pendesaan di Jawa ketika mendegar bunyi pengeras
mengalunkan gending-gending jawa, memberi makna ada yang melangsungkan acara
hajatan, kemudian mereka akan mendatanginya untuk memberikan sumbangan sebagai
ungkapan kebersamaan.
Komponen kognitif
merupakan aspek emosional, seperti sikap simpati, ragu-ragu, setuju, curiga,
benci, dan sebagainya. Komponen afektif ini juga mempunyai pengaruh dalam
komunikasi interpersonal. misalnya dengan orang yang kita senangi, kita selalu
mempercayai ucapanya. Terhadap orang yang kita benci, kita selalu berseberangan
dengan ide-idenya. Komponen afektif terdiri dari:
·
Motif sosiogenetif, Motif sosiogenetif sering juga disebut dengan
motif sekunder sebagai lawan motif primer (motif biologis). Motif sosiogenetif
ini sangat besar perananya dalam mebentuk perilaku komunikasi. Berbagai
klarifikasi motif sosiogenetif menurut berbagai ahli. W. I. Thomas dan Florian
Znaniekcki :
a) Keinginan
memperoleh pengalamamn baru
b) Keinginan
untuk mendapatkan respon
c) Keinginan
akan pengakuan
d) Keinginan akan
rasa aman
·
Sikap adalah perasaan seseorang tentang objek, aktivitas,
peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang mempresentasikan
suka atau tidak suka. Sikap bersifat positif, negatif, atau netral. Sikap dapat
mendorong seseorang menjadi ambivalen terhadap objek, yang berart ia terus
menerus mengalami keragu-raguan berpendirian positif dan negatif terhadap
peristiwa tertentu. Terdapat pengaruh sikap terhadap perilaku komunikasi
interpersonal dan sering kali bersifat irasional.
·
Emosi, emosi menunjukkan kegonjangan organisme yang disertai oleh
gejala-gejala kesadaran, keperilakuan, dan proses fisiollogis. Bila orang yang
anda cintai melecehkan anda, anda akan berekasi secara emosional, karena itu
dilakukan secara sadar. Jantung anda kan berdetak lebih cepat, kulit memberikan
respon dengan mengeluarkan keringat, dan napas terengah-engah (proses
fisiologis). Anda mungkin membalas cemoohan itu dengan kata-kata keras.
3) Faktor Situasi
Salah satu faktor yang
mempengaruhi perilaku manusia adalah faktor situasional. Menurut pendekatan
ini, perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi. Faktor-faktor
situasional ini berupa
h. stimuli yang mendorong
dan memperteguh perilaku
Daftar
Pustaka
Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu, Edisi Pertama
T.
Hani Handoko. 1986. Manajemen.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta