Jumat, 19 April 2013

Tugas 2 Kesehatan mental


Nama   : Irene Wulan Juita
NPM   : 13511677
Kelas   : 2PA06

1. .Teori Kepribadian Psikoanalisis Carl Gustav Jung

CARL GUSTAV JUNG (1875-1959 )

  • Lahir 26 Juli 1875 di Kesswyl ( Switzerland)
  • Lulus Fakultas Kedokteran Universitas Basle tahun 1900
  • Tahun 1913 berhenti menjadi dosen mengkhususkan diri dalam riset
  • Sejak 1906 mulai surat-menyurat dengan Freud di Wina
  • Tahun 1907 bertemu mendirikan perkumpulan Freud
  • ( Freud Gesslchaft ) di zurich
  • Tahun 1908 Jung mengorganisir Kongres Internasional Psikoanalisa pertama di Salzburg
  • Tahun 1911 dengan dukungan freud menjadi Ketua I dari Persatuan Psikoanalisa Internasional
  • Wafat tanggal 6 juni 1961
KEPRIBADIAN
  • Kepribadian : Personality (Latin ; persona yang berarti topeng, wajah yang dipakai untuk menghadapi publik
  • Personality : sikap, tingkah laku, ciri-ciri yang menonjol pada sosok individu yang terbentuk dari gambaran sosial tertentu yang ia terima dari kelompok atau masyarakatnya
Karakter ; Sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain
Latar belakang keluarga, keadaan fisik-psikis, pengalaman hidup, latar budaya akan membentuk seluruh potensi individu bekerja secara organik dan integratif, melainkan sifat dan prilaku yang unik
TEORI PSIKOANALISA JUNG
  • Kepribadian terdiri dari kesadaran, ketidaksadaran dan kesadaran kolektif
  • Kesadaran muncul pada awal kehidupan bagian terpentingnya adalah Ego, yakni menentukan persepsi, fikiran, perasaan dan ingatan
  • Ketidaksadaran merupakan pengalaman yang ditekan, dilupakan, dan yang sadar menimbulkan kesan sadar
  • Kesadaran kolektif merupakan kepribadian yang dipengaruhi peristiwa-peristiwa yang dialami oleh nenek moyangnya
TIPOLOGI JUNG
Usaha untuk menggolong-golongkan orang berdasarkan tipe kepribadiannya
Tipologi Jung terdiri dari sikap hidup (attitude type) dan fungsi psikis (functional type)
Menurut attitude dibagi menjadi tipe introvert (tertutup), tipe ekstrovert (terbuka) dan tipe ambivert (gabungan dari kedua sifat)
  • Menurut functionalnya : rational type dalam berfikir dan irrational type
  • Rational type : thinking type (berdasarkan fikiran) dan feeling type (lebih mengedepankan perasaan atau emosi)
  • Irrational type : sensation trype (menggunakan penginderaan dan intuition type (menggunakan intuisinya)
ENERGI MENURUT JUNG
  • Energi tampak dari kekuatan semangat, kemauan, dan keinginan serta berbagai proses mengamati, berfikir, dan memperhatikan Energi untuk tujuan memelihara kehipduan dan pengembangan aktivitas kultural dan spiritual
  • Tujuan penggunaan energi diraih melalui progresi (progression) dan gerak regresi (regression)
Progresi (gerak maju) : keberhasilan ego sadar menyesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan tak sadar memuaskan, energi akan bergerak maju dimana kekuatan yang saling bertentangan disatukan dalam alur yang harmonis
Regresi (gerak mundur) : energi psikis akibat frustasi sehingga energi tersebut dipakai dalam proses tak sadar
Gerakan energi lain : sublimasi (mengubah tujuan instingftif yang tidak dapat diterima dengan tujuan yang dapat diterima lingkungan. Represi (menekan insting yang tidak mendapat penyaluran rasional di lingkungan, tanpa mengganggu ego
MASA PERKEMBANGAN MENURUT JUNG
  • Masa anak (anak hidup dalam atmosfer jiwa yang tertutup yang diberikan oleh orang tuanya dan kehidupan psikisnya diatur oleh insting)
  • Masa remaja dan dewasa awal (berjuang untuk mandiri secara fisik dan psikis dari orang tuanya)
  • Usia pertengahan (sudah berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan)
  • Usia tua (mirip dengan usia anak, fungsi jiwa sebagian besar bekerja di tak sadar)
TAHAPAN TERAPI MENURUT JUNG
  • Konfesi (pengakuan)
  • Eludikasi (pencerahan)
  • Edukasi (pendidikan)
  • Transformasi (perubahan)
2.      TEORI BELAJAR MENURUT SKINNER

Konsep-konsep yang dikemukanan Skinner tentang belajar lebih mengungguli konsep para tokoh sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana, namun lebih komprehensif. Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku.

Teori Kondisioning Operan Menurut B.F.Skiner
1.   Sejarah teori Kondisioning Operan menurut B.F. Skinner
      Asas pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an, pada waktu                  keluarnya teori S-R. Pada waktu keluarnya teori-teori S-R. pada waktu itu model kondisian klasik dari Pavlov telah memberikan pengaruh yang kuat  pada pelaksanaan penelitian.
Skinner tidak sependapat dengan pandangan S-R dan penjelasan reflex bersyarat dimana stimulus terus memiliki sifat-sifat kekuatan yang tidak mengendur. Menurut Skinner penjelasan S-R tentang terjadinya perubahan tingkah laku tidak lengkap untuk menjelaskan bagaimana organisme berinteraksi dengan lingkungannya. Bukan begitu, banyak tingkah laku menghasilkan perubahan atau konsekuensi pada lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap organisme dan dengan begitu mengubah kemungkinan organisme itu merespon nanti.
Asas-asas kondisioning operan adalah kelanjutan dari tradisi yang didirikan oleh John Watson. Artinya, agar psikologi bisa menjadi suatu ilmu, maka studi tingkah laku harus dijadikan fokus penelitian psikologi. Tidak seperti halnya teoritikus-teoritikus S-R lainnya, Skinner menghindari kontradiksi yang ditampilkan oleh model kondisioning klasik dari Pavlov dan kondisioning instrumental dari Thorndike. Ia mengajukan suatu paradigma yang mencakup kedua jenis respon itu dan berlanjut dengan mengupas kondisi-kondisi yang bertanggung jawab atas munculnya respons atau tingkah laku operan.


2.    Kajian Teori Kondisioning Operan Menurut B.F.Skiner 
Kondisian operan adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari prilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi. Inti dari teori behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan (kondisioning operan). Ada 6 asumsi yang membentuk landasan untuk kondisioning operan (Margaret E. Bell Gredler, hlm 122). Asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut:
a.   Belajar itu adalah tingkah laku.
b.   Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya  perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.
c.   Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di devinisikan menurut fisiknya dan di observasi di bawah kondisi-kondisi yang di control secara seksama.
d.    Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.
Menurut Skinner (J.W. Santrock, 272) unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan (reinforcement ) dan hukuman (punishment).Penguatan dan Hukuman. Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.
Menurut Skinner penguatan berarti memperkuat, penguatan dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a.    Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).
b.    Penguatan negatif, adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).
Satu  cara untuk mengingat perbedaan antara penguatan positif dan penguatan negatif adalah dalam penguatan positif ada sesuatu yang ditambahkan atau diperoleh. Dalam penguatan negatif, ada sesuatu yang dikurangi atau di hilangkan. Adalah mudah mengacaukan penguatan negatif dengan hukuman. Agar istilah ini tidak rancu, ingat bahwa penguatan negatif meningkatkan probabilitas terjadinya suatu prilaku, sedangkan hukuman menurunkan probabilitas terjadinya perilaku.
Contoh dari konsep penguatan positif, negatif, dan hukuman (J.W Santrock, 274).
A. Penguatan positif                    
Perilaku Murid mengajukan pertanyaan yang bagus    Konsekuensi
Guru menguji murid  Prilaku kedepan Murid mengajukan lebih banyak pertanyaan
B. Penguatan negatif
Perilaku Murid menyerahkan PR tepat waktu    Konsekuensi
Guru berhenti menegur murid    Prilaku kedepan
Murid makin sering menyerahkan PR tepat waktu
C. Hukuman  
Perilaku Murid menyela guru    Konsekuensi
Guru mengajar murid langsung    Prilaku kedepan
Murid berhenti menyela guru
Ingat bahwa penguatan bisa berbentuk postif dan negatif. Dalam kedua bentuk itu, konsekuensi meningkatkan prilaku. Dalam hukuman, perilakunya berkurang.
Skinner menghasilkan suatu sistem ringkas yang dapat diterapkan pada dinamika perubahan tingkah laku baik di laboratorium maupun di dalam kelas. Belajar, yang digambarkan oleh makin tingginya angka keseringan respons, diberikan sebagai fungsi urutan ketiga unsure (SD)-(R)-(R Reinsf). Skinner menyebutkan praktek khas menempatkan binatang percobaan dalam “kontigensi terminal”. Maksudnya, binatang itu harus berusaha penuh resiko, berhasil atau gagal, dalam mencari jalan lepas dari kurungan atau makanan. Bukannya demikian itu prosedur yang mengena ialah membentuk tingkah-laku binatang itu melalui urutan Sitimulus-respon-penguatan yang diatur secara seksama.
Skinner menggambarkan praktek “tugas dan ujian” sebagai suatu contoh menempatkan pelajar yang manusia itu dalam kontigensi terminal juga. Skinner menyarankan penerapan cara pemberian penguatan komponen tingkah laku seperti menunjukkan perhatian pada stimulus dan melakukan studi yang cocok terhadap tingkah laku. Hukuman harus dihindari karena adanya hasil sampingan yang bersifat emosional dan tidak menjamin timbulnya tingkah laku positif yang diinginkan. Analisa yang dilakukan Skinner tersebut diatas meliputi peran penguat berkondisi dan alami, penguat positif dan negative, dan penguat umum.
Dengan demikian beberapa prinsip belajar yang dikembangkan oleh Skinner antara lain:
a.   Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar diberi penguat.
b.   Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
c.   Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
d.   Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
e.   Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini lingkungan perlu diubah, untuk menghindari adanya hukuman.
f.   Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya. Hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variable rasio reinforce.
g.   Dalam pembelajaran, digunakan shaping.
Disamping itu pula dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :
a.   Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.
b.   Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning  itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.

3.    Aplikasi Skinner terhadap pembelajaran.
Beberapa aplikasi teori belajar Skinner dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
a.   Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara organis.
b.   Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan dan jika benar diperkuat.
c.   Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. Materi pelajaran digunakan sistem modul.
d.   Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic.
e.   Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
f.   Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.
g.   Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari pelanggaran agar tidak menghukum.
h.  Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.
i.   Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu)
j.   Tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin meningkat mencapai tujuan.
k.   Dalam pembelajaran sebaiknya digunakan pembentukan (shaping).
l.   Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku operan.
m.  Dalam belajar mengajar menggunakan teaching machine.
n.   Melaksanakan mastery learning yaitu mempelajari bahan secara tuntas menurut waktunya masing-masing karena tiap anak berbeda-beda iramanya. Sehingga naik atau tamat sekolah dalam waktu yang berbeda-beda. Tugas guru berat, administrasi kompleks.


4.   Analisa Perilaku terapan dalam pendidikan
Analisis Perilaku terapan adalah penerapan prinsip pengkondisian operan untuk mengubah perilaku manusia. Ada tiga penggunaan analisis perilaku yang penting dalam bidang pendidikan yaitu
1)   Meningkatkan perilaku yang diharapkan
Ada lima strategi pengkondisian operan dapat dipakai untuk meningkatkan perilaku anak yang diharapkan yaitu:
a)   Memilih Penguatan yang efektif
Tidak semua penguatan akan sama efeknya bagi anak. Analisis perilaku terapan menganjurkan agar guru mencari tahu penguat apa yang paling baik untuk anak, yakni mengindividualisasikan penggunaan penguat tertentu. Untuk mencari penguatan yang efektif bagi seorang anak, disarankan untuk meneliti apa yang memotivasi anak dimasa lalu, apa yang dilakukan murid tapi tidak mudah diperolehnya, dan persepsi anak terhadap manfaat dan nilai penguatan. Penguatan alamiah seperti pujian lebih dianjurkan ketimbang penguat imbalan materi, seperti permen, mainan dan uang. 
b)   Menjadikan penguat kontingen dan tepat waktu
Agar penguatan dapat efektif, guru harus memberikan hanya setelah murid melakukan perilaku tertentu. Analisis perilaku terapan seringkali menganjurkan agar guru membuat pernyataan “jika…maka”. penguatan akan lebih efektif jika diberikan tepat pada waktunya, sesegera mungkin setelah murid menjalankan tindakan yang diharapkan. Ini akan membantu anak melihat hubungan kontingensi antar-imbalan dan perilaku mereka. Jika anak menyelesaikan perilaku sasaran (seperti mengerjakan sepuluh soal matematika) tapi guru tidak memberikan waktu bermain pada anak, maka anak itu mungkin akan kesulitan membuat hubungan kontingensi. 
c)   Memilih jadwal penguatan terbaik
Menyusun jadwal penguatan menentukan kapan suatu respons akan diperkuat. Empat jadwal penguatan utama adalah
1)   Jadwal rasio tetap: suatu perilaku diperkuat setelah sejumlah respon.
2)   Jadwal rasio variabel : suatu perilaku diperkuat setelah terjadi sejumlah respon, akan tetapi tidak berdasarkan basis yang dapat diperidiksi.
3)  Jadwal interval - tetap : respons tepat pertama setelah beberapa waktu akan diperkuat.
4)   Jadwal interval - variabel : suatu respons diperkuat setelah sejumlah variabel waktu berlalu. 
d)   Menggunakan Perjanjian. Perjanjian (contracting)
Adalah menempatkan kontigensi penguatan dalam tulisan. Jika muncul problem dan anak tidak bertindak sesuai harapan, guru dapat merujuk anak pada perjanjian yang mereka sepakati. Analisis perilaku terapan menyatakan bahwa perjanjian kelas harus berisi masukan dari guru dan murid. Kontrak kelas mengandung pernyataan “jika… maka” dan di tandatangani oleh guru dan murid, dan kemudian diberi tanggal.
e)   Menggunakan penguatan negatif secara efektif 
Dalam penguatan negatif, frekuensi respons meningkat karena respon tersebut menghilangkan stimulus yang dihindari.seorang guru mengatakan”Pepeng, kamu harus menyelesaikan PR mu dulu diluar kelas sebelum kamu boleh masuk kelas ikut pembelajaran” ini berarti seorang guru menggunakan penguatan negatif.

2)   Menggunakan dorongan (prompt) dan pembentukkan (shaping). 
Prompt (dorongan) adalah stimulus tambahan atau isyarat tambahan yang diberikan sebelum respons dan meningkatkan kemungkinan respon tersebut akan terjadi. Shapping (pembentukan) adalah mengajari perilaku baru dengan memperkuat perilaku sasaran.
3)   Mengurangi perilaku yang tidak diharapkan.
Ketika guru ingin mengurangi perilaku yang tidak diharapkan (seperti mengejek, mengganggu diskusi kelas, atau sok pintar) yang harus dilakukan berdasarkan analisis perilaku terapan adalah
a)   Menggunakan Penguatan Diferensial.
b)   Menghentikan penguatan (pelenyapan)
c)   Menghilangkan stimuli yang diinginkan.
d)   Memberikan stimuli yang tidak disukai (hukuman)
5.   Kelebihan dan kekurangan Menurut B.F. Skinner
a.   Kelebihan
Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan.
b.    Kekurangan 
Beberapa kelemahan  dari teori ini berdasarkan analisa teknologi (Margaret E. B. G. 1994) adalah bahwa: (i) teknologi untuk situasi yang kompleks tidak bisa lengkap; analisa yang berhasil bergantung pada keterampilan teknologis, (ii) keseringan respon sukar diterapkan pada tingkah laku kompleks sebagai ukuran peluang kejadian. Disamping itu pula, tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat membuat anak didik menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. hal tersebuat akan menyulitkan lancarnya kegiatan belajar-mengajar. Dengan melaksanakan mastery learning, tugas guru akan menjadi semakin berat.
Beberapa Kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yang baik adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak perlu mengalami sendiri kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan hukuman verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru berakibat buruk pada siswa.

TEORI PENGUATAN OLEH SKINNER

A.    Bentuk Teori Skinner
B.F. Skinner (104-1990) berkebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh behavioris dengan pendekatan model instruksi langsung (directed instruction) dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning. Gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari guru secara searah dan dikontrol guru melalui pengulangan (drill) dan latihan (exercise).
Manajemen kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku (behavior modification) antara lain dengan penguatan (reinforcement) yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan pada perilaku yang tidak tepat.
Operant Concitioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan perilaku operan (penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.
Perilaku operan adalah perilaku yang dipancarkan secara spontan dan bebas berbeda dengan perilaku responden dalam pengkondisian Pavlov yang muncul karena adanya stimulus tertentu. Contoh perilaku operan yang mengalami penguatan adalah: anak kecil yang tersenyum mendapat permen oleh orang dewasa yang gemas melihatnya, maka anak tersebut cenderung mengulangi perbuatannya yang semula tidak disengaja atau tanpa maksud tersebut. Tersenyum adalah perilaku operan dan permen adalah penguat positifnya.
Skinner membuat eksperimen sebagai berikut: dalam laboratorium, Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang disebut “Skinner box”, yang sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan, yaitu tombol, alat memberi makanan, penampung makanan, lampu yang dapat diatur nyalanya, dan lantai yang dapat dialiri listrik.
Karena dorongan lapar (hunger drive), tikus berusaha keluar untuk mencari makanan. Selama tikus bergerak kesana-kemari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan tombol, makanan keluar. Secara terjadwal diberikan makanan secara bertahap sesuai peningkatan perilaku yang ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shaping.
Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus dan burung merpati, Skinner menyatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan (reinforcement). Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulu-respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. 
Skinner membagi penguatan ini menjadi dua, yaitu penguatan positif. Penguatan positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku itu sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau menghilang. Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).
 Beberapa prinsip belajar Skinner antara lain:
1.    Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar diberi penguat.
2.    Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
3.    Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
4.    Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
5.    Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini lingkungan perlu diubah, untuk menghindari adanya hukuman.
6.    Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya. Hadiah diberikan dengan   digunakannya jadwal variable rasio reinforcer.
7.    Dalam pembelajaran, digunakan shaping.
 
B.    Aplikasi Teori Skinner Terhadap Pembelajaran
1.    Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara organis.
2.    Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan dan jika benar diperkuat.
3.    Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
4.    Materi pelajaran digunakan sistem modul.
5.    Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic.
6.    Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
7.    Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.
8.    Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari pelanggaran agar tidak menghukum.
9.    Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.
10.    Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu).
11.    Tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin meningkat mencapai tujuan. 
12.    Dalam pembelajaran sebaiknya digunakan shaping.
13.    Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku operan.
14.    Dalam belajar mengajar menggunakan teaching machine.
15.    Melaksanakan mastery learning yaitu mempelajari bahan secara tuntas menurut waktunya    masing-masing karena tiap anak berbeda-beda iramanya. Sehingga naik atau tamat   sekolah dalam waktu yang berbeda-beda. Tugas guru berat, administrasi kompleks.
 
C.   Kelebihan dan Kekurangan Teori Skinner
1.   Kelebihan
      Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini    ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan.
 
2.   Kekurangan 
     Tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat membuat anak didik menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. hal tersebuat akan menyulitkan lancarnya kegiatan belajar-mengajar. Dengan melaksanakan mastery learning, tugas guru akan menjadi semakin berat.
Beberapa Kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yang baik adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak perlu mengalami sendiri kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan hukuman verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru berakibat buruk pada siswa.
Selain itu kesalahan dalam reinforcement positif juga terjadi didalam situasi pendidikan seperti penggunaan rangking Juara di kelas yang mengharuskan anak menguasai semua mata pelajaran. Sebaliknya setiap anak diberi penguatan sesuai dengan kemampuan yang diperlihatkan sehingga dalam satu kelas terdapat banyak penghargaan sesuai dengan prestasi yang ditunjukkan para siswa: misalnya penghargaan di bidang bahasa, matematika, fisika, menyanyi, menari atau olahraga.


3.  Tokoh Berdasarkan Teori Humanistik Abraham Maslow

Abraham Maslow adalah teoretikus yang banyak memberi inspirasi dalam teori kepribadian.Ia juga seorang psikolog yang berasal dari Amerika dan menjadi seorang pelopor aliran psikologi humanistik. Ia terkenal dengan teorinya tentang hirarki kebutuhan manusia. 
Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan fisiologis/ dasar
2. Kebutuhan akan rasa aman dan tentram
3. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
4. Kebutuhan untuk dihargai
5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Dalam hal ini saya akan membahas tokoh yang memiliki kesehatan mental yang baik berdasarkan teori humanistik. Tokoh tersebut dalah BJ Habibie. Saya mengagumi beliau karena beliau dapat mengaktualisasikan diri nya dengan baik dengan melalui tahap-tahap sebelumnya dan dikenal baik oleh banyak orang karena pernah menjabat sebagai Presiden ke-3 Indonesia selama 1.4 tahun dan 2 bulan menjadi Wakil Presiden RI ke-7 dan prestasi-prestasinya yang membanggakan. Berikut akan saya jabarkan tahapan-tahapan yang dilalui BJ Habibie berdasarkan teori Maslow:
1. Kebutuhan fisiologis / dasar (basic needs)
Sebagai manusia biasa, Habibie juga memerlukan kebutuhan-kebutuhan fisiologis. Kebutuhan fisiologis yang dapat terpenuhi yaitu seperti kebutuhan akan udara, makan, minum dan seksualitas. Kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan yang paling utama untuk dipenuhi. dan jika kebutuhan dasar sudah terpenuhi maka beliau akan mencari tahap berikutnya yaitu kebutuhan akan rasa aman.
2. Kebutuhan akan rasa aman dan tentram (safety needs)
Jenis kebutuhan yang kedua yaitu, kebutuhan akan rasa aman. Jenis kebutuhan yang kedua ini berhubungan dengan jaminan keamanan, stabilitas, perlindungan, struktur, keteraturan, situasi yang bisa diperkirakan, bebas dari rasa takut dan cemas dan sebagainya. Sebagai seorang yang penting pada saat itu, BJ Habibie berhak mendapatkan keamanan yang baik, beliau  memerlukan keamanan yang ekstra ketat untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan/ ancaman dari lingkungan sekitar.

3. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi (belongingness and love needs)
Setelah kebutuhan pertama dan kedua telah terpenuhi, maka munculah kebutuhan yang ketiga yaitu kebutuhan akan dicintai dan disayangi. Pada tahun 1962, BJ Habibie menikahi teman SMA-nya, Ibu Hasri Ainun Besari yang sangat setia mendampingi masa pemerintahannya. Dan hidup bahagia dengan dikaruniai 2 orang putra yang sangat menyayanginya. Ia juga memiliki hubungan yang baik dengan kerabat nya dan juga dicintai rakyat-rakyatnya karena sifatnya yang rendah hati.

4. Kebutuhan untuk dihargai ( esteem needs)
Ketika tiga kebutuhan diatas sudah cukup terpenuhi, maka akan munculah kebutuhan keempat yang merupakan kebutuhan penghargaan / kebutuhan untuk dihargai. Untuk mencapai apa yang ia citaka-citakan itu tidak mudah, harus melalui beberapa usaha yang cukup keras. Habibie pernah menjadi mahasiswa Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung(ITB), Selama menjadi mahasiswa, BJ Habibie sudah mulai bekerja untuk menghidupi keluarganya dan biaya studinya. Setelah itu, beliau Habibie mengeluti bidang Desain dan Konstruksi Pesawat di Fakultas Teknik Mesin. Selama lima tahun studi di Jerman akhirnya Habibie memperoleh gelar Dilpom-Ingenenieur atau diploma teknik.  Setelah perjalanan yang cukup panjang, beliau menjabat sebagai wakil presiden RI. Pemikiran-pemikiran Habibie yang “high-tech”pada masa itu menarik perhatian Pak Harto yang pada waktu itu menjabat sebagai presiden RI. Bisa dikatakan bahwa Soeharto mengagumi pemikiran Habibie, sehingga pemikirannya dengan mudah disetujui pak Harto. Pak Harto pun setuju menganggarkan “dana ekstra” untuk mengembangkan ide Habibie. Dan akhirnya BJ Habibie pun diangkat menjadi seorang presiden RI pada tahun 1999.

5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri (self actualization)
 Masa kejayaan Bj Habibie pun tak berhenti dalam perannya sebagai presden RI saja. Iaberkembang terus dalam hidupnya maka untuk selanjutnya ia dapat meraih kebutuhan yang tertinggi yaitu aktualisasi diri (self actualization). Tahun 1965, Habibie menyelesaikan studi S-3 nya dan mendapat gelar Doktor Ingenieur (Doktor Teknik) dengan  indeks prestasi summa cum laude. Setelah lulus, BJ Habibie bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm  atau MBB Hamburg (1965-1969 sebagai Kepala Penelitian dan Pengembangan pada Analisis Struktrur Pesawat Terbang. Atas kinerja dan kebriliannya, 4 tahun kemudian, ia dipercaya sebagai Vice President sekaligus Direktur Teknologi di MBB periode 1973-1978 serta menjadi Penasihast Senior bidang teknologi untuk Dewan Direktur MBB (1978 ). Dialah menjadi satu-satunya orang Asia yang berhasil menduduki jabatan nomor dua di perusahaan pesawat terbang Jerman. BJ Habibie dapat mengaktualisasikan dirinya dengan baik, karena Sebelum memasuki usia 40 tahun, karir Habibie sudah sangat cemerlang, terutama dalam desain dan konstruksi pesawat terbang. Habibie menjadi “permata” di negeri Jerman dan iapun mendapat “kedudukan terhormat”, baik secara materi maupun intelektualitas oleh orang Jerman. Tidak hanya itu, Habibie berhasil mengimplementasikan visinya yakni membawa Indonesia menjadi negara industri berteknologi tinggi dengan menciptakan sebuah pesawat terbang. Ia mendorong adanya lompatan dalam strategi pembangunan yakni melompat dari agraris langsung menuju negara industri maju.Visinya yang langsung membawa Indonesia menjadi negara Industri mendapat pertentangan dari berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri.Selain itu,Habibie merupakan presiden RI pertama yang menerima banyak penghargaan terutama di bidang IPTEK baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Jasa-jasanya dalam bidang teknologi pesawat terbang mengantarkan beliau mendapat gelar Doktor Kehormatan (Doctor of Honoris Causa) dari berbagaai Universitas terkemuka dunia, antara lain Cranfield Institute of Technology dan Chungbuk University. Dan dengan demikianlah ia telah sampai pada tahap yang terakhir tahap dimana beliau dapat mengaktualisasikan dirinya dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar