Irene Wulan Juita
Zalukhu
13511677
3PA06
A. Pengorganisasian
Struktur Manajemen
1. Definisi
Pengorganisasian
Pengorganisasi adalah merupakan fungsi
kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses
kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan,
sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah
struktur organisasi.
Pengorganisasian dianggap penting karena
managertidak bisa melakukan semua pekerjaan tersebut sendirian, dan dengan
membagi pekerjaan secara tepat, pekerjaan bisa diselesaikan dengan lebih
efesien. Dalam pengorganisasian dua aspek penting yang perlu dipahami adalah
pembagian kerja (division of work)
dan pembagian bagian (Departmentalization).
2. Definisi
Struktur organisasi
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap
bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang di harapkan dan di
inginkan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan
pekerjaan antara satudengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan
fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan gubungan
wewenang siapa melapor kepada siapa, jadi ada satu pertanggung jawaban apa yang
akan di kerjakan. Dengan adanya struktur
organisasi, maka stabilitas dan komunitas organisasi bisa tetap bertahan. Ada 4
elemen dalam struktur, yaitu Spesialisasi aktivitas, standarisasi aktivitas,
koordinasi aktivitas, dan besar unit kerja.
3. Pengorganisasian
sebagai fungsi Manajemen
Dalam
pengorganisasian terdapat bermacam-macam teori tentang organisasi. Dari semua
teori itu tidak satu teori pun yang dianggap paling lengkap atau paling
sempurna, teori-teori itu satu sama lain saling mengisi dan saling melengkapi.
Teori dianggap baik dan tepat apabila mampu memperhatikan dan menyesuaikan
dengan lingkungan dan mampu memperhitungkan situasi-situasi tertentu.
B. Actuating
dalam Manajemen
1. Definisi
Actuating
Actuating adalah suatu tindakanuntuk
mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang
sesuai dengan perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi,
actuating artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya
atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dkehendaki secara
efektif.
Menurut Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo
actuating yaitu pengaktifan orang-orang sesuai dengan rencana dan pola
organisasi yang telah ditetapkan.
Dia pun membuat perincian pekerjaan manajer dalam segi actuating seperti:
1) Melakukan
kegiatan antisipasi dengan senang hati terhadap semua keputusan, tindakan atau
perbuatan.
2) Mengarahkan
dan menantang orang lain agar bekerja sebaik-baiknya.
3) Memotivasi anggota.
4) Berkomunikasi secara efektif.
5) Meningkatkan anggota agar memahami potensinya secara
penuh.
6) Memberi imbalan penghargaan terhadap pekerja yang
melakukan pekerjaan dengan baik.
7) Mencukupi keperluan pegawai sesuai
dengan kegiatan pekerjaannya.
8) Berupaya memperbaiki
pengarahan sesuai dengan petunjuk perusahaan.
Fungsi pokok
adanya actuating adalah sebagai berikut:
1. Mempengaruhi seseorang supaya
bersedia menjadi pengikut
2. Menaklukkan daya tolak seseorang
3. Membuat sesorang atau orang-orang
suka mengerjakan tugas dengan lebih baik
4. Mendapatkan, memelihara dan menumpuk
kesetiaan pada pimpinan, tugas dan organisasi tempat mereka bekerja.
5. Menanamlan, memelihara dan menumpuk
rasa tanggung jawab seseorang terhadap Tuhannya, Negara dan masyarakat.
2. Pentingnya
Actuating
Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang
berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan
pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan
penggerakkan seluruh potensi SDM dan Non manusia pada pelaksanaan tugas. Semua
SDM yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai misi, visi, dan program kerja
organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran,
keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program
kerja organisasi yang telah ditetapkan.
3. Prinsip Actuating
Menurut Kurniawan, prinsip-prinsip acruating antara
lain:
1) Memperlakukan
pegawai dengan sebaik-baiknya
2) Mendorong
pertumbuhan dan perkembangan manusia
3) Menanamkan pada
manusia keinginan untuk melebihi
4) Menghargai hasil
yang baik dan sempurna
5) Mengusahakan
adanya keadilan tanpa pilih kasih
6) Memberikan
kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
7) Memberikan
dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
Sedangkan menurut Haris, actuating yang dilakukan oleh
pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu prinsip mengarah pada
tujuan, prinsip keharmonisasian dengan tujuan, dan prinsip kesatuan komando.
C. Mengendalikan Fungsi Manajemen
1. Definisi Mengendalikan (Controling)
Controlling atau pengawasan dan pengendalian (wasdal)
adalah proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi.
Controlling atau pengawasan adalah fungsi manajemen
dimana peran dari personal yang sudah memiliki tugas, wewenang dan menjalankan
pelaksanaannya perlu dilakukan pengawasan agar supaya berjalan sesuai dengan
tujuan, visi dan misi perusahaan. Di dalam manajemen perusahaan yang modern
fungsi control ini biasanya dilakukan oleh divisi audit internal.
Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah
pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi manajemen yang lain, tidak akan
efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan
David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan tentang pengawasan sebagai: “the
process by which manager determine wether actual operation are consistent with
plans”.
Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana
disampaikan oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan definisi pengawasan yang
di dalamnya memuat unsur esensial proses pengawasan, bahwa: “pengawasan
manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan
dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,
menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan
koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan
dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan
perusahaan.”
Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan
yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan
rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi
penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang
diperlukan untuk mengatasinya.
Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko
bahwa proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu:
a. penetapan
standar pelaksanaan;
b. penentuan
pengukuran pelaksanaan kegiatan;
c. pengukuran
pelaksanaan kegiatan nyata;
d. pembandingan
pelaksanaan kegiatan dengan standar dan
penganalisaan penyimpangan-penyimpangan; dan
e. pengambilan
tindakan koreksi, bila diperlukan.
2. Langkah-langkah dalam Controling
Mochler
dalam Stoner James, A. F. (1988) menetapkan empat langkah dalam proses
pengendalian, yaitu:
a) Menentukan
standar dan metode yang digunakan untuk mengukur prestasi.
b) Mengukur
prestasi kerja.
c) Menganalisis
apakah prestasi kerja memenuhi syarat.
d) Mengambil
tindakan korek
3. Tipe-tipe Controling
1. Pengendalian
karyawan (Personal control).
Pengendalian ini ditujukan kepada
hal-hal yang ada hubungannya dengan kegiatan pegawai, apakah pegawai bekerja
sesuai dengan perintah, rencana, tata kerja, absensi pegawai dan lain-lain.
2. Pengendalian
keuangan (financial control)
Pengendalian ini ditujukan untuk hal-hal
yang menyangkut keuangan,tentang pemasukan dan pengeluaran,biaya-biaya
perusahaaan termasuk pengendalian anggaranya.
3. Pengendalian
produksi (Production control).
Yaitu pengendalian yang difokuskan untuk
mengetahui kualitas dan kuantitas produksi yang dihasilkan, apakah sesuai
dengan standar atau rencananya.
4. Pengendalian
waktu (Time control)
Pengendalian ini ditujukan kepada
penggunaan waktu, artinya apakah waktu untuk mengerjakan suatu pekerjaan sesuai
atau tidak dengan rencana.
5.
Pengendalian
teknis (Technical control)
Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik, yang berhubungan dengan tindakan dan teknis pelaksanaan.
Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik, yang berhubungan dengan tindakan dan teknis pelaksanaan.
6. Pengendalian
kebijaksanaan (Policy control).
pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui dan menilai apakah kebijaksanaan organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan yang digariskan.
pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui dan menilai apakah kebijaksanaan organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan yang digariskan.
7.
Pengendalian
penjualan (Sales control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui apakah produksi yang dihasilkan terjual sesuai rencana yang ditentukan.
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui apakah produksi yang dihasilkan terjual sesuai rencana yang ditentukan.
8.
Pengendalian
inventaris (inventory control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui apakah inventaris perusahaan masih ada semuanya atau ada yang hilang.
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui apakah inventaris perusahaan masih ada semuanya atau ada yang hilang.
9.
Pengendalian
pemeliharaan (maintenance control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui apakah semua inventaris perusahaan dan kantor terprlihara atau tidak,dan mengetahui kerusakan.
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui apakah semua inventaris perusahaan dan kantor terprlihara atau tidak,dan mengetahui kerusakan.
A.A. Gde Manunjaya. 1999. Manajemen
Kesehatan. Jakarta: EGC.
Azrul Azwar. 1988. Pengantar
Administrasi Kesehatan. Edisi kedua. Jakarta: PT. Bina Rupa Aksara.
Dee Ann Gillies. 1989. Nursing
Management. Philadelphia: WB. Saunders Company.
Eleanor J. Sullivan dan Phillip J.
Decker. 1985. Effective Management in Nursing. California:
Addison-Wesley Publishing Company.
H. Moh. Isa. 1980. Beberapa
Bacaan tentang Dasar-dasar Manajemen.Jakarta: Pusat Pendidikan dan Latihan
Pegawai Depkes RI.
T. Hani Handoko. 1995. Manajemen.
Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE.
Reksohadiprodjo,
Sukanto. 1984. Dasar-dasar Management. Yogyakarta: BPFE
Husnan, Suad. 1989. Manajemen Pokok-pokok Pengertian dan Soal
Jawab.Yogyakarta: BPFE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar